Wednesday, August 19, 2015

Japan Travel August 2015, part 1, preparation

Finally salah satu bucket list travels terwujud tahun 2015 ini, pergi ke negeri Doraemon.
Semua bermula saat ada annnouncement bebas visa ke Jepang untuk pemegang e-passport. Kebijakan ini akan sangan meringankan proses pembuatan visa Jepang, karena hanya perlu mendaftarkan e-passport tersebut ke Kedutaan Besar Jepang, proses gratis, sehari selesai. Kebetulan passport lama habis April 2015, dan setelah cari informasi ternyata di Bandung (kota saya tinggal) kantor imigrasinya belum bisa issue e-passport, akhirnya saya putuskan buat di Kanim Jakarta Selatan. Setelah e-passport selesai, langsung didaftarkan ke Kedutaan Besar Jepang yang di Jakarta.

1. Pembuatan Visa Jepang
Untuk pemegang e-passport, tidak ada syarat lain yang harus diberikan ke Kedutaan, hanya isi formulir, bisa didownload dari website kedutaan, serahkan e-passport dan formulir tersebut, besoknya Visa sudah bisa diambil, Visa yang didapat dengan cara ini hanya berlaku untuk temporary visitor, berlaku selama 3 tahun atau sampai masa berlaku passport habis, yang mana yang duluan sampai tanggal tersebut, untuk masa kunjungan selama 15 hari. Mirip dengan multiple entry visa. Tidak dipungut biaya apapun.

NOTE: saya buat Visa Jepang tanpa buat itinerary, tanpa ada bookingan penginapan atau penerbangan, tanpa harus ada bukti keuangan, hanya dengan modal e-passport saja. Besoknya visa sudah selesai dan bisa diambil. Bila tanpa e-passport, syarat-syaratnya silahkan dicek di website kedutaan.

2. Cari teman berangkat
Ini pertama kali saya berangkat ke Jepang, nggak mau dong sendiri, kurang percaya diri aja, jadi saya cari teman berangkat barengan ke Jepang lewat hashtag #temanjalan di twitter @KartuPos, dari situ saya berhasil dapat teman berangkat barengan 2 orang. Yang saya cari adalah yang mencari teman berangkat barengan di tanggal event Daimonji Okuribi di Kyoto, kebetulan ada, jadilah saya cocokkan tanggal berangkat saya untuk pembelian tiket dengan mereka.
NOTE: untuk yang berminat mengikuti cara ini, cocokkan dengan tanggal yang paling berkenan, belum kenal nggak apa-apa, nanti kenalan aja langsung.

3. Beli tiket penerbangan
Beberapa maskapai sering ada promosi tiket, bahkan maskapai premium seperti JAL dan Garuda Indonesia sekalipun terkadang ada promosinya. Untuk ini, saya gunakan situs pencari penerbangan, seperti skyscanner, namanya cheapflight, dari situ tinggal search jadwal penerbangan dan di website mana yang paling murah, sering kali yang paling murah tetap ada di website maskapai itu sendiri. Untuk pemegang kartu kredit terkadang ada promo discount dan cicilan 0% persen juga. Dengan pertimbangan harga dan jadwal yang bisa berangkat dari Bandung, saya pilih penerbangan AirAsia, fly-trough (tidak perlu ke imigrasi) lewat Kuala Lumpur.

NOTE: kalau tidak punya kartu kredit, boleh dicoba beli tiket di tiket.com, disini bisa bayar dengan cara debit, atau untuk AirAsia bisa ke sales office di masing-masing kota. Untuk pembelian bagasi, sebaiknya dicocokkan dengan kebiasaan masing-masing, untuk yang suka belanja, sebaiknya beli pre-book bagasi karena akan lebih murah. Saya berangkat tanpa check-in baggage, untuk pulangnya saya pre-book yang paling ringan, yaitu 20 kg.

4. Itinerary dan penginapan
Untuk itinerary karena berangkat tidak sendiri, ada baiknya dirundingkan dengan rekan yang berangkat bersamaan. Itinerary saya selama disana adalah Osaka - Tokyo - Nagoya - Hiroshima - Kyoto. Setelah fixed itinerary kota yang akan dikunjungi, baru cari informasi tentang apa saja yang akan kita kunjungi selama disana dan bagaimana cara kita akan ketempat-tempat tersebut.

NOTE:
- untuk penginapan, yang paling aman adalah pesan di booking,com, kenapa disini karena tidak perlu bayar dulu, alias bayarnya nanti di tempat kita akan menginapSebagai alternatif bisa dicoba airbnb tapi saya belum pernah mencoba
- JR Pass : perlu atau tidak beli JR Pass sangat bergantung itinerary dan berapa lama kita akan tinggal di Jepang, kalau itinerary berpindah-pindah kota, sebaiknya beli JR Pass, yang paling sesuai dengan itinerary. Untuk informasi tentang ini bisa dicari di website JNTO.

5. Packing
Packinglah barang yang esensial saja kalau bepergian secara backpacker, karena bila penginapan dekat dengan stasiun kereta atau bus mungkin tidak masalah tapi diatas 100 meter kalau geret-geret koper dan berat lumayan juga olahraga (ini sih hanya saran saja). Kalau tidak mau bawa terlalu banyak, ada opsi untuk mencuci di penginapan saja, biasanya disediakan mesin cuci dan pengering, dengan biaya sekitar 100 atau 200 yen. Hal ini bisa dipertimbangkan untuk bagasi penerbangan juga. lebih sedikit barang bawaan kita, mungkin tidak perlu beli bagasi.
Untuk selama 10 hari di Jepang saya bawa baju (shirt, kaos) sekitar selusin, celana 4 buah dan underwear selusin juga, tidak lupa kaos kaki dan handuk tanggung 2 buah. Untuk bisa muat kedalam ransel yang masuk kriteria carry on baggage Airasia, saya gunakan vacuum plastic bag.Toiletries saya tidak bawa, beli disana, yang bawa dari Indonesia hanya kosmetik (pelembab, bedak padat, ya girls stuff lah) yang sudah biasa dipergunakan.
Gunakan sepatu yang paling nyaman dengan kaki kita, karena akan sangat banyak berjalan. Sendal jepit juga boleh dibawa, atau ya beli saja disana.

NOTE: untuk packing akan sangan bergantung pada musim dimana kita akan berangkat, kalau musim salju, pasti tidak mungkin hanya bawa pakaian segitu saja.

SPECIAL THANKS for oma Nila untuk saran-saran dan wejangan yang diberikan ke saya untuk persiapan ini. terimakasih juga pinjeman buku Claudia Kaunang 2,5 juta keliling Jepang dan buku Lost in Japan-nya.

And guys, we are ready to go.

Total costs: - airline tickets: 1.800.000 (tiket bandung-osaka) + 3.100.000 (JR PASS) + 2.400.000 (tiket osaka - bandung ) = 7,300,000

No comments:

Post a Comment